16 September 2011

"Wajah Aneh (oknum) Islam Indonesia Kini dan Allahu Akbar"

"Wajah Aneh (oknum) Islam Indonesia Kini dan Allahu Akbar"
Allahu Akbar… Piarrr… (kaca pecah), Allahu Akbar… Debugg… (Bogem mentah tepat di wajah manusia), Allahu Akbar… wusyh…. (Api segera melalap benda di dekatnya)… itu sedikit dari suara-suara aneh yang tidak asing kita dengar akhir-akhir ini. Allahu Akbar seakan menjadi pelecut semangat bagi mereka, para manusia yang menamakan diri-nya sebagai Pembela Agama Tuhan.
Indonesia dalam 1 (satu) dekade belakangan ini memang mempunyai wajah sedikit aneh, paling tidak semenjak era reformasi, dimana setiap warga Negara dipersilahkan untuk berekspresi sesuai dengan apa yang diyakininya. Ini dibuktikan dengan kebebasan pers, kebebasan untuk menyampaikan pendapat, kesetaraan, isu HAM dan ekspresi dalam beragama. Yang semua itu seakan menjadi hil yang mustahal kita temukan di era orde baru.
Menyangkut topic yang kita bicarakan pada tulisan ini adalah wajah islam yang terlalu banyak menunjukkan jati dirinya dengan berbagai aksi kekerasan (baca: anarki) dalam menyikapi persoalan ketimbang kegiatan social, dakwah, dialog atau perdebatan-perdebatan kecil yang bertujuan untuk saling meyakinkan anggotanya. Sungguh aneh memang ketika jargon islam pluralis, silam agama damai, islam rahmatal lil alamin dll kian marak diperbincangkan guna meng-counter cap negative yang disematkan oleh Negara-negara Barat kepada agama Islam, malah semakin gencar juga oknum-oknum dari berbagai sempalan ormas islam yang kiblatnya dari Negara konflik macam Pakistan dan Afghanistan memperlihatkan aksi heroiknya dalam menyelesaikan masalah dengan aksi pengrusakan, pembakaran, bahkan pembunuhan!!! Innalillah…
Seandainya saya mempunyai keberanian seperti Gus Dur, maka saya akan menyebut merk dengan mengatakan bahwa “FPI dan sejenisnya harus bertanggung jawab dengan wajah Islam di Indonesia akhir-akhir ini”. Tapi nyatanya, jangan kan saya, aparat pemerintahan saja tidak mempunyai nyali untuk menghadapi segelintir oknum Front Pencemar Islam itu. Atau munkin apa yang dikatakan Gus Dur saat Munarman - jubir FPI- menjadi buron POLRI ternyata dilindungi Jenderal itu benar. Wallahu a’lam
Setidaknya ada dua kemungkinan kenapa tindakan anarki yang mereka lakukan itu bisa terjadi: Pertama, kurangnya pemahaman ke-Islaman, terutama dalam pemaknaan kata jihad, amar ma’ruf nahi mungkar dan lainnya. Sehingga dalam menghukumi seseorang yang sedikit saja menyimpang atau “dianggap” menyimpang langsung main kekerasan. Padahal jika kita lihat, bagaimana Rasulullah SAW dapat tetap rukun dengan segala cobaan dari orang musyrik jahiliyah ataupun dengan orang munafik sendiri. Rasul dan para sahabat akan melawan dengan pedang jika musuh juga menggunakan pedang. So.. kenapa mereka menggunakan parang, tombak, batu, minyak plus korek apinya jika musuh hanya menyerang mereka dengan budaya, trend, dan paham?! Bukankah seharusnya kita lawan juga mereka dengan budaya islam, dakwah dan musyawarah yang diajarkan secara jelas dalam al-Qur’an?!
Kedua, mereka tidak tahu mereka berada dimana, mereka menyamakan wajah Islam Indonesia yang damai dengan Islam di Pakistan, dimana tiap harinya terjadi aksi bom bunuh diri, serangan musuh lewat darat dan udara sehingga mengharuskan penduduknya untuk mempertahankan diri dengan mempersenjatai diri. Maka apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan kondisi Islam Indonesia yang menjadi satu kesatuan dengan Negara hukum NKRI tercinta ini.
Satu lagi yang paling kita heran dari mereka adalah penggunaan lafadz Allahu Akbar. mereka selalu mengucapkan lafadz tersebut ketika akan merusak bangunan, membunuh jiwa tak berdosa dan membakar fasilitas-fasilitas yang dilindungi Negara. Bukankah lafadz Allahu Akbar sangat merdu diucapkan ketika kita merayakan hari raya? Bukankah lafadz Allahu Akbar sangat menggetarkan jiwa ketika kit abaca dalam dzikir kita? Bukankah lafadz Allahu Akbar begitu mantap kita ucapkan sepontan ketika melihat suatu kejadian aneh yang hanya Allah lah yang mampu melakukan itu?!
Sudah cukup banyak rumah dan bangunan lain yang dibakar, sudah banyak jiwa yang mereka bunuh di Negara hokum ini. Maka sudah saatnya pemerintah menindak tegas terhadap mereka sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Dan bagi kita sebagai rakyat, khususnya ummat Islam untuk lebih memahami dan mengaplikasikan Islam yang Toleran, Damai dan Rahmatal Lil ‘Alamin. Agar perilaku dan paham anarki yang mengatasnamakan agama tidak terus terjadi di bumi pertiwi ini.


Oleh: Hasbil Ma'ani
17-02-2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar